Senin, 05 Agustus 2013

PROTAGONIS Vs ANTAGONIS


Saat itu, untuk pertamakalinya tersemat didalam diriku sebuah identitas baru. Bukan lagi seorang siswa SMA tetapi telah menjadi seorang Mahasiswa.  Dengan wajah yang berusaha diculun-culunkan, dan pakaian yang berusaha dipakai senorak dan sedekil mungkin, agar tidak menjadi sasaran para pendahulu-pendahulu (re: senior) di kampus. Ketika rasa takut berlawanan dengan rasa lapar, antara takut untuk makan di kantin, karena banyaknya senior yang sedang asyik nongkrong dengan rasa lapar yang semakin kejam menggerogoti lambung, dan sakit Magh yang tidak mengenal kompromi. Akhirnya mahasiswa baru ini memberanikan diri untuk bergabung bersama senior lain tidak perduli mata mereka yang memandang. Sedang asyik-asyiknya memenuhi kebutuhan hidup (re: makan) tiba-tiba seorang senior  menghampiri. Dengan tampang yang berusaha untuk tidak  memperdulikan dan menyembunyikan rasa was-was meskipun batin seakan berteriak untuk segera lari dan pergi. Tanpa basa-basi dan perkenalan lebih dahulu senior tersebut langsung memulai  percakapan. 

Senior : bagaimana ospeknya ? Seniornya galak ?
Junior : alhamdulillah kak, iya kak galak..
Senior : tahu tidak, kenapa tuhan menciptakan setan ?

Buseet, pertanyaan apa ini ? Kenapa tidak ada hubungannya dengan pertanyaan sebelumnya ?

Junior : untuk menguji manusia kak...
Senior : iya untuk menguji manusia apakah dia betul-betul bertaqwa atau tidak, dan dengan begitu setan adalah makhluk ciptaan Tuhan yang sangat di hina oleh manusia.
Junior : iya kak ...
Senior :  tahu tidak,  kebaikannya setan ?
Junior: ah, maksudnya kak ?
Senior : setan rela memposisikan dirinya sebagai makhluk terhina dan direndahkan di hadapan manusia yang katanya makhluk paling tinggi, untuk menguji manusia apakah dia betul-betul bertqwa kepada Tuhan atau tidak. Setan rela di tempatkan oleh Tuhan di posisi terendah  untuk menjalankan tugas yang bahkan selalu di hina untuk menguji tingkat ketaqwaan manusia kepada Tuhannya. Lalu apakah Manusia rela di tempatkan posisi terendah oleh Tuhan atau tidak ? Jika manusia betul-betul bertaqwa kepada Tuhan mestinya manusia rela di tempatkan di posisi manapun dan dengan peran antagonis maupun protagonis dalam hidup. Seperti setan yang rela di tempatkan di posisi peran antagonis. 

Setelah itu senior tersebut langsung berdiri dan meninggalkan meja tanpa memperdulikan apa yang sedang aku fikirkan. Luar biasa, apa arti ini semua.  

Saya bukanlah seorang ahli agama, atau seorang ahli fiqih yang siap menjawab segala pertanyaan mengenai hidup dan dunia bahkan alam semesta ini. Saya hanyalah seseorang yang ingin mencari kebenaran hakiki yang sebenar-benarnya, bukan kebenaran menurut beberapa orang, atau kebenaran yang dipahami benar karena di 
yakini benar oleh banyak orang. Tetapi,sebuah kebenaran yang bersumber dari Sang Maestro Jagad, Pemilik dari segala Pemilik, yang MahaBenar. Karena kebenaran 
hanyalah satu, jika kebanaran ada dua maka itu bukan kebenaran yang sesunggugnya. 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar