Sabtu, 13 Desember 2014

BICARA CINTA

Beberapa sajak yang menggambarkan pentingnya CINTA dalam diri manusia 

Orang-orang yang tidak memiliki kehidupan erat bersama dan persahabatan sejati yang tumbuh dari cinta yang saling membahagiakan telah kehilangan sesuatu yang amat berharga dari hidupnya; secara sadar ataupun tidak sadar, mereka sebenarnya bisa merasakan hal tersebut dan mengakibatkan mereka menjadi hidup dalam kekecewaan yang membuat mereka menjadi iri, kejam, dan menindas - Bertrand Russel 


Hal yang penting dari cinta romantis adalah melihat yang dicintainya sebagai sesuatu yang sukar untuk dimiliki dan sangat berharga... Kepercayaan terhadap besarnya penghargaan terhadap perempuan tersebut adalah efek psikologis dari kesulitan untuk mendapatkannya. Saya sendiri berpikir bahwa sekiranya laki-laki sama sekali tidak menemukan kesulitan untuk memperoleh perempuan, maka perasaannya tidak akan pernah berubah menjadi cinta romantis  
- Bertrand Russel 


Dari sudut pandang seni, sangat disayangkan kalau seorang perempuan sangat mudah sekali didekati oleh laki-laki. Lebih baik kalau mereka susah untuk didekati, tetapi bukan berarti tidak bisa sama sekali. Dilain pihak, dalam kebebasan penuh, seorang laki-laki yang mampu membuat puisi akan menaklukkan gadis dengan pesona-pesonanya. Tetap dia tidak membuat puisi yang terbaik jika gadis itu terlalu mudah untuk didekati  - Bertrand Russel 


Dunia berutang pada
Tuhan akan kecantikannya 
Apa yang dia ciptakan akan tetap menarik
Dikarenakan bumi adalah
Tempat manusia tinggal
Bagaimana mungkin cinta Adam terhadap Hawa
Akan surut ?
Begitulah pula dengan manusia
Cinta manusia ditasbihkan beda
Dengan nafsu binatang
Karena cinta dan kasih sayang sejati diciptakan
Untuk manusia
Sedangkan nafsu adalah untuk binatang
-Rumi 




Selasa, 09 Desember 2014

Poligami di antara Kebebasan, Cinta, dan Ketertindasan


"Kita menerima kebenaran mutlak sebagai keniscayaan. Karena itu, kita percaya keterbukaan pemikiran. Kita menghargai pluralitas. Kita akan perjuangkan kebenaran mutlak dengan keterbukaan dan pluralitas." RausyanFikr Institute


"Isu poligami dan hak-hak perempuan tentu memancing penelitian yang mendalam dan perlu dilihat dari berbagai sudut pandang, tentunya tanpa prasangka dan curiga serta tidak memberlakukan norma-norma masa kini pada peristiwa yang terjadi 1400 tahun yang lalu dalam konteks budaya yang berbeda secara total"- Dr. Ali Syari'ati

Sejarah telah memodifikasi arti-arit dari banyak isu manusia. Takdir yang dihadapi oleh isu sosial dan moral persis sama dengan transformasi kata-kata yang alami. Esensi, makna, dan bahkan pengucapan, dari perubahan kata-kata, dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu waktu dan lingkungan. Kata POLIGAMI merupakan terjemahan dari bahasa persia yang aktual dan tepat "ta'dod-e-zowjaj". Pologami berdasarkan Webster Dictionary sebagi pernikahan yang didalamnya seorang pasangan dari salah satu jenis boleh memiliki lebih dari satu pasangan dalam waktu yang sama. Sebaliknya islam sebenarnya hanya mengizinkan POLIGINI yang terbatas yang didefinisikan dalam kamus yang sama sebagai keadaan atau praktik memiliki lebih dari satu istri atau pasangan perempuan pada saat yang sama. Sedangkan poliandri adalah keadaan atau praktik memiliki lebih dari satu suami atau teman laki-laki pada waktu yang sama. Saharusnya diperhatikan bahwa plogini dan poliandri adalah bagian dari poligami. Namun, islam hanya membolehkan yang pertama bukan yang kedua. 

Adanya stau realitas yang menjadi sutu sejarah fenomenal dan terjadi sekitar 1400 tahun lalu yaitu, isu poligami dalam kehidupan Nabi Muhammad SAW. Banyak tulisan-tulisan yang mencoba menggambarkan kehidupan sang nabi, namun mereka menggambarkannya seakan-akan sang nabi adalah seorang don juan yang secara alami tergambarkan sebagai seseorang yang masa mudanya dipenuhi dengan dorongan nafsu seksual. Namun, sejarah yang mencoba menggambarkan kehidupan Muhammad dengan istrinya telah gagal menemukan bentuk nafsu apapun dalam kehidupan sang nabi.
Hingga usia 25 tahun Muhammad tidak diliputi apapun kecuali kemiskinan, keyatiman, penderitaan, dan tugas-tugas dakwah. Istri pertama yang dinikahi di puncak masa mudanya adalah Khadijah. Dia menghabiskan usia muda dan masa dewasanya hanya dengan khadijah dan dia tidak pernah menikahi istri lain selain khadijah dalam 28 tahun usia perkawinan mereka. Lebih penting lagi, pada saat itu dia belum dibebani dengan tugas monumental kenabian sehingga tidak ada apapun yang mencegahnya dari pengumbaran gairah seksualnya. Namun, walaupun dengan keadaan ini semua. Muhammad tidak mencari kenikmatan ekstra. Benar-benar menakjubkan bahwa putra Abdullah seorang pemuda biasa adalah seorang laki-laki yang menghabiskan waktu utamanya dengan seorang janda yang berusia 45 tahun hingga akhir hayatnya. Mengapakah, kalau begitu para orientalis mengklaim, bahwa ketika dia hijrah ke Madinah di akhir usia dewasanya sekitar 53 tahun, terbebani dengan misi ilahiah dan khususnya posisi sosial dan moral yang menjadi contoh bagi semua orang dalam keimanan, tiba-tiba nyala hawa nafsu menjeratnya dan dia terkuasai oleh gairah dan nafsu syahwatnya ??? 

Yang terlepas dari perhatian para orientalis barat adalah yang menarik nafsu syahwat laki-laki bukanlah jumlah perempuannya, malainkan laki-laki buaya darat memburu perempuan cantik yang centil. Bukanlah seorang janda, perempuan tua renta yang memiliki anakn, atau perempuan yang tidak meiliki wajah terlalu cantik seperti anak dari Umar. Lalu mengapa mereka menjadi istri-istri Muhammad SAW ????? 

AISYAH
Adalah perempuan pertama yang dilahirkan di zaman islam dan merupakan generasi muslim pertama.  Dengan pernikahan ini, Muhammad dan Abu Bakar menjadi saudara. Orang badui  memberikan kesaksian bahwa ikatan keluarga pada saat itu adalah ikatan yang paling solid yang akan menghubungkan dua manusia secara bersamaan. Dengan kata lain, pernikahan beliau dengan satu-satunya perempuan mudan dan cantik diantara istri-istrinya atas dasar kepentingan sosial dan politis.

SAUDAH
Saudah binti Zama'ih adalah istri dari anak laki-laki pamannya. Saudah termasuk orang pertama yang memeluk agama Muhammad di awal-awal islam. Suaminya wafat dan ia ditinggal tanpa tunjangan apapun. Pada masa itu, sebagai seorang janda tidak ada apaun kecuali kehinaan. Muhammad memutuskan menikahi perempuan tangguh dan suci ini dan membawanya kedalam pemeliharaannya.

RAMLAH
Ramlah adalah anak perempuan Abu Sufyan (Orang yang membenci Muhammad). Pada puncak permusuhan mereka, Muhammad melamar anaknya. Keputusan ini sangat berpengaruh besar pada sang Nabi dan Islam.


ZAINAB 
Zainab binti Khuzaimah adalah istri Ubaidillah bin Harits yang syahid selama perang Badar. Pada saat itu dia adalah orang sederhana yang tua dan renta. Muhammad menikahi perempuan yang tak berdaya ini pada hari-hari terkahirnya. Karena beliau tidak menginginkan janda seorang syahid agung melepaskan napas terkahirnya tanpa perlindungan.


Hal-hal serupalah yang menjadi dasar pertimbangan Nabi Muhammad SAW yang juga menikahi HINDUN, RAMLAH, JUWARIYAH, SHAFIYAH, MAYMUNAH, HAFSAH. 

karena sesungguhnya cinta Muhammad hanyalah untuk Allah SWT. 


Sumber: 
Perempuan-Perempuan di Sisi Muhammad SAW. 2012. Ali Syari'ati. Yogyakarta:RausyanFikr.

Selasa, 18 November 2014

Pendidik tanpa Gelar

Cahaya ruangan penuh buku
Semakin lama semakin menyilaukan
Cahaya terpancar begitu menusuk
Disaat mata mulai digenangi air

Hari ini siang, pukul 12.55 waktu kampus
Jam istirahat menandakan ruangaan ini akan penuh sesak oleh segerombolan mahasiswa yang sekedar ingin mencari buku atau hanya menghindar dari gerahnya udara panas yang melumatkan kulit. Tapi itu bukan diriku, tubuhku telah terpaku disini sejak sejam yang lalu. Setiba di kampus, kuputuskan untuk langsung menuju perpustakaan, mengambil selembar kertas dan sebuah pulpen lalu menuliskan apapun yang ingin kutuliskan.

Ditengah kekosongan aktifitas, diriku juga sibuk mengamati orang-orang yang sedang berlalu lalang. Hingga tiba-tiba aku tersadar, ternyata yang memenuhi ruangan ini bukan hanya mahasiswa-mahasiswa muda dengan umur sekitaran 18-25 tahun. Tapi mereka-mereka juga yang telah seumuran dengan orang tuaku di kampung sana. Sekejap aku merindukan mereka, sambil asik memandangi raut-raut wajah mereka yang sedang sibuk membaca koran atau disertasi-disertasi, sekelumit wajah orang tuaku juga terpancar. Rindu itu tiba-tiba membungkusku ditengah keramaian perpustakaan kampus. Wajah-wajah serius mereka, dengan sedikit berbicara sambil terus membaca. Dengan kacamata yang telah melorot, rambut yang telah memutih, tapi mereka masih semangat untuk melanjutkan sekolah dan mendapatkan gelar yang juga menandakan strata sosial mereka,
Betapa beruntungnya mereka, ditengah umur yang telah lanjut, mereka masih mendapatkan indahnya berpengetahuan dengan biaya yang tentunya tidak sedikit yang harus dikeluarkan.

Wajah antusias mereka membaca koran-koran pagi ini mengingatkanku dengan wajah serius ayah pada saat membaca koran atau hanya sekedar mengisi Teka Teki Silang yang dia anggap sedikitnya dapat menambah pengetahuan. Diriku jelas mengetahui kemauan Ayah, beliau juga pastinya ingin melanjutkan sekolah hingga mendapat gelar setinggi-tingginya layaknya mahasiswa-mahasiswa pascasarjana ini. Ayah juga pastinya ingin memiliki pendidikan yang tinggi sehingga dapat membanggakan anak-anaknya. Tapi, mungkin nasib ayah tidak seberuntung mereka. Keterbatasan ekonomi memaksa ayah untuk merelakan dirinya berhenti menuntut ilmu pendidikan formal dan menyerahkan kesempatan itu kepada anak-anaknya.
Ayah mungkin tidak memiliki gelar yang panjang, yang berjejer didepan ataupun belakang nama ayah layaknya mereka. Tapi, diriku selalu yakin ilmu keikhlasan membimbing anak dimiliki ayah lebih dari mereka.

Ayahku mungkin biasa saja
Bukan orang bergelar
Bukan orang penting yang terpandang
Bukan orang tinggi yang dihormati
Tapi ayahku akan berhasil mendidik anaknya menjadi orang yang bergelar, terpandang, dan yang dihormati.

Suasana kampus siang ini
Diriku merindukanmu Ayah :)

Sabtu, 15 November 2014

Cinta dan Rasa

Ketika Rasa tidak pernah rela untuk meninggalkan Cinta

Rasa yang bahkan mengorbankan segala kepentingannya demi Cinta
Tidak ada lagi waktu luang, tidak ada lagi urusan pribadi, tidak ada lagi kemauan sendiri
Semua waktu hanya untuk Cinta, semua urusan hanya urusan Cinta, semua kemauan hanya kemauan Cinta. Bahkan Rasa rela mengorbankan hidupnya demi Cinta. Semua untuk Cinta, hanya Cinta yang dia inginkan, Cinta hanya milik Rasa...

Banyak yang telah menegur, banyak yang heran dengan pengorbanan Rasa untuk Cinta
Begitu tulus Rasa mencintai Cinta, tak pernah sekalipun dia membiarkan Cinta tergores bahkan oleh angin...

Lain halnya dengan Cinta
yang terlanjur terlena dengan ketulusan Rasa
Cinta terlalu termanjakan dengan dekapan hangat Rasa yang rela mengorbankan apapun demi dirinya. 
Cinta mencintai Rasa, sama seperti Rasa mencintai Cinta. Tapi Cinta sudah terlanjur terbiasa dengan kemanjaan dan pengorbanan Rasa yang begitu luar biasa.
 
Hingga akhirnya...
Rasa mulai peka terhadap perasaannya, Rasa mulai mempertanyakan perasaan Cinta kepadanya. Tuluskah Cinta mencintai Rasa ?. Bukan salah Rasa menganggap perasaannya lebih besar dibandingkan perasaan Cinta kepadanya. Cinta dan Rasa memiliki perasaan yang sama, namun cara mereka menunjukkan cinta sangat berbeda. Cinta dengan keegoisan cintanya dan Rasa dengan ketulusan rasanya.
 
Dan kini,...
Rasa mulai lelah
Rasa mulai menganggap cara mengungkapkan cintanyalah yang paling tepat. Cinta mulai kebingungan, disaat Rasa mulai menuntutnya untuk mengungkapkan cinta layaknya Rasa.
Cinta akhirnya ingin mencoba, perlahan demi perlahan meninggalkan keegoisannya. Perlahan demi perlahan mengorbankan waktunya. Pelahan demi perlahan meninggalkan urusannya. Semua itu hanya untuk Rasa. Perasaan, waktu, urusan semua atas nama Rasa. 
 
Namun, disaat semuanya telah berjalan...
Cinta mulai merindukan kemanjaan dari Rasa, waktu dari Rasa, bahkan perhatian dari Rasa. 
Disaat yang bersamaan pula...
Rasa mulai merindukan mengorbankan waktu untuk Cinta, memanjakan Cinta, mendekap Cinta. 
Tapi sayang....
Cinta dan Rasa tak berani mengungkapkan rindu
mereka takut melukai, keduanya saling berkorban dan bahkan tak ingin hembusan anginpun menggores pasangannya.

Biarlah Cinta menyimpan rindu untuk Rasa
Biarlah Rasa menikmati rindu untuk Cinta

Sabtu, 08 November 2014

Mahasiswa di pagi hari. Tanpa sarapan dengan setumpuk harapan.

Entah sudah berapa banyak kisah tentang dirimu ku tuliskan
aku tidak pernah perduli jikalau orang lain merasa muak dengan sosokmu yang terus saja kukisahkan dalam blog ku ini
diriku juga tidak akan meminta maaf kepadamu karena terus mengisahkan sosokmu tanpa sekalipun meminta izin denganmu
entah mengapa, tulangku terasa remuk, diriku seakan kaku ketika berhenti berkisah tentangmu
bagiku, engkau seperti jendela dunia. Memberiku begitu banyak inspirasi.

Pagi hari, di sudut kampus merah...

Disaat suhu udara di termometer gantungan kunci ranselku menunjukkan angka 30 derajat, dengan napas sesengukan mengejar kuliah pagi. Langkah yang semakin ku perlebar, diiringi oleh gemerincing gantungan kunci ranselku yang saling bertabrakan. Sambil komat kamit mulutku menghapalkan materi semalaman suntuk, ditambah dengan hatiku yang sibuk saja mengumpat diriku sendiri yang telat bangun diakibatkan meghapal materi yang belum jelas akan ada pada soal mid semester atau tidak. Terus saja diriku berkhayal, mengharapkan sekumpulan jawaban tiba-tiba terjatuh dari langit, ataukah lembar jawabanku tiba-tiba saja terisi penuh dengan jawaban sempurna. Sungguh, khayalan yang sangat tidak berkualitas bagi mahasiswa di pagi hari yang sedang terburu-buru ingin menghadapi mid semester. 

Tergopoh-gopoh ku susuri langkahku berlari melewati parkiran kampus, dengan ukuran ransel yang hampir melebihi besar badanku sedikit menyulitkan tubuh kurusku ini untuk segera berlari, ditambah lagi tidak ada secuil rotipun atau sejenisnya yang masuk walau sekedar menambah energiku pagi ini. Mahasiswa seperti biasanya, tanpa sarapan dengan setumpuk harapan...

Semakin dekat dengan labirin kelas, semakin kupaksakan tubuh kurusku berlari membawa ransel. Ingin rasanya diriku tiba-tiba dapat terbang dan sesegera mungkin mendarat pada barisan bangku kelas dengan posisi paling strategis untuk melaksanakan mid semester. "rata-rata mahasiswa mengatakan posisi bangku pada saat ujian mempengaruhi hasil ujian nantinya". Pluk...Pluk..Pluk... tinnggal beberapa langkah lagi diriku sampai di ruang kelas., Tapi, entah mengapa Tuhan memang sangat mencintaiku. Sosok itu tiba-tiba saja muncul dengan santainya di hadapanku.

Tubuh tinggi itu, dengan kulit sawo matang, aroma parfum yang sangat ku kenali, dipadukan dengan snakers andalan yang sering dia kenakan, kemeja santai khas mahasiswa + jas almamater merah yang membuatnya semakin tampak mempesona. Aktifis kampus yang selalu ku kagumi. Pemilik pemikiran-pemikiran  kritis, yang sangat membenci nepotisme-nepotisme sampah kampus, yang selalu mengkritik tajam sikap-sikap Hedonis Pragmatis Akut orang-orang yang mengaku sebagai mahasiswa. Sosok ini, yang selalu membuatku terperangah setiap dirinya berbicara pada forum-forum kemahasiswaan. Dengan ekspresi datar tanpa senyuman, namun bermakna ketegasan dan penuh kewibawaan.

Sosok almamater merah itu cukup membuat langkahku terhenti bahkan membatu sejenak. Seperti penyemangat pagi, tak masalah tak sarapan, namun Tuhan memberiku energi lebih dengan melihat dirinya. Dapat kupastikan, mid semester nanti akan lancar setelah melihat aktifis andalan. Sosok yang telah dua tahun lebih membuatku terkagum-kagum. Namu, bukan karena dirinya memiliki ketenaran dan posisi sangat penting di organisasi kampus. Diriku mengagumi pemikirannya, untuk tampilan dan posisinya dalam organisasi kemahasiswaan itu bonus bagiku. 

Halo aktifis kampus Andalan. Tulisan ini untuk dirimu, jangan pernah berjuang untuk dikenang, tapi berjuanglah untuk menang.

Jumat, 03 Oktober 2014

1 hari. 1 sosok. 1 malam

Udara panas yang menusuk, riuh rendah suara teriakan dan gelakan tawa yang seakan menyindir...
Diantara barisan orang yang sedang sibuk memikirkan "masa depan" kata mereka
Diantara barisan bilik-bilik yang membatasi segala jenis aktifitas

Diriku melangkah lunglai. Malas rasanya ketika matahari telah menggerogoti jendela kamar dan memaksaku untuk membuka mata. Kuharap kejadian semalam hanyalah mimpi buruk. Namun, kenyataan memang harus tetap kuhadapi. Segera setelah mata ini membuka, kumenggapai HP yang sejak semalam berada disampingku, tidak seperti biasanya. Hp itu kuletakkan disampingku dengan kondisi tetap meyala, entah mungkin diriku hanya terlelap 5 menit atau dapat dikatakan tidak terlelap sama sekali. Kembali ku tekan nomor yang sejak kemarin terus ku hubungi, jawaban yang sama, suara operator yang terdengar datar dan begitu memuakkan. Akhirnya telah dapat kupastikan, hari ini akan kulalui tanpa senyum, tanpa tawa, dan tanpa dirimu. Dan ini benar-benar bukan mimpi. 

Terseret-seret kaki ini melangkah. Memasuki area parkir kampus yang penuh sesak. Keadaan yang kacau balau, satu dua orang menegur dengan senyuman yang mereka berikan, entah senyuman itu ikhlas atau hanya basa basi mereka saja. Tapi maaf, tak selamanya senyuman dibalas dengan senyuman. Bibir ini seakan enggan merubah posisi, hanya terkatup datar tanpa ekspresi.

Langkahku semakin lambat ketika memasuki koridor-koridor bilik, mataku hanya tertuju kepada 1 bilik, dan mencari 1 sosok yang sajak 1 malam membuatku tidak bisa memejamkan mata walau hanya 1 detik. 

Namun sayang, harapan itu benar-benar musnah...
Sosok itu tak ada, seseorang yang biasanya mengantarku tertidur, menjemputku di awal pagi, menyambutku dengan senyuman di bilik kampus, mendukung dengan semangat diawal perkuliahan, memberikan perlindungan disepanjang hari, membuatku merasa aman hingga kembali terlelap.
Tapi hari ini, seakan semuanya telah menghilang, sekana hari ini adalah kiamat
Tak dapat lagi kulukiskan,..

Menghilangnya sosok itu
Seakan telah memangkas seluruh waktuku dan kini aku mengataka : AKU BERHENTI MELALUI HARI TANPA DIRIMU. 


Minggu, 27 Juli 2014

Ruang Rindu



Kamu lihat bintang malam ini ?
Cantik yah…
Bersinar terang, seterang rinduku kepadamu
Tenang saja, ini bukan gombalan. Mungkin kata-katanya terlalu puitis ataupun terkesan norak, tapi sungguh itu ungkapan dari hati.

Sudah beberapa hari, tugas kampus memaksaku untuk sekejap menghilang dari kehidupan kota yang penat dan membawaku ke alam pedesaan yang sejuk dan terbebas dari polusi. Tapi, itu artinya diriku juga harus sejenak berada di ruang yang sedikit jauh darimu. Yah “RUANG” kataku bukan “JARAK”. Karena kita sudah tak berjarak lagi. Tidak ku pungkiri, ruang yang sedikit merenggang ini membuatkan seakan kekurangan oksigen. Membuatkun mabuk dengan rindu kepadamu yang menjadi-jadi. Ingin rasanya kuberhentikan waktu atau sekedar meminjam pintu ajaib doraemon untuk sesegeramungkin ketempatmu dan melihat wajahmu walau hanya sekilas. 

Malam itu, ketika bintang sedang cantik-cantiknya, ketika deadline tugas kampus ini semakin menjadi-jadi jangankan untuk mengingat istirahat, tanggal pada hari itupun telah terlupakan olehku. Diriku seakan tenggelam kepada ruang rindu dan deadline tugas yang semakin mencekik.
Seperti biasanya, ketika malam telah larut. Hanya disaat itu pula kita dapat sedikit bercerita melepas rindu melalui suara. Meskipun sinyal HP sebenarnya sangat tidak mendukung, setidaknya suara helaan napasmu masih dapat terdengarkan. Tidak ada kecurigaan sedikitpun kepadamu, dinginnya malam selalu menemaniku mendengarkan suaramu yang selalu terindukan.

“aku rindu padamu” ungkapan itu terlontar seketika dari bibirku
“sabar saja, kita akan bertemu” jawabmu santai
“hmmmmm…” hembusan napas sedikit sebal ku hembuskan, seketika diriku berpikir bahwa kau terlalu gengsi untuk mengungkapkan rindu. 

Beberapa menit kemudian, dirimu yang biasanya menemaniku bercerita hingga aku terlelap tidur kini mengakhiri pembicaraan kita yang selalu ku nantikan.
Diriku hanya terbengong-bengong, entah apa yang dapat kuperbuat dipelosok desa seperti ini ketika rindu telah sangat menusuk. Ditengah kegelisahaanku, berharap akan ada kabar lagi darimu, ketika waktu telah menunjukkan pergantian hari. Terdengar ada yang memanggil namaku dari luar kamar. Namun, karena perasaanku sedang tidak menentu, kuputuskan mengabaikan panggilan itu dan tetap berada di kamar.

Namun tiba-tiba, sosok dirimu muncul dari balik pintu, membawa sebuah kue ulang tahun dengan lilin cantik yang bersinar terang diatasnya. Entah bagaimana ekspresiku kala itu, aku bahkan serasa sedang bermimpi, orang yang selama beberapa hari ini terus terindukan, orang yang semenit yang lalu membuatkan gelisah karena ingin lebih lama dengannya walau hanya mendengar suaranya. Kini, bukan hanya suaranya, bahkan sosoknyapun telah dapat kulihat utuh. Berdiri tampan dihadapanku. 

Entahlah, diriku seakan lupa ingatan bahwa malam ini 18 Juli. Hari dimana aku dilahirkan dan kamu orang yang terindukan datang dengan menempuh jarak ratusan kilometer dengan menempuh kurang lebih 4 jam perjalanan dan dengan wajah yang telah dapat kutebak dirimu tidak tidur selama dua hari dua malam karena memikirkan rencana ini. Dirimu memang luar biasa, selalu saja memberiku kejutan-kejutan istimewa yang membuatku ingin mati saking bahagianya. Dirimu memang gila, selalu saja memiliki ide-ide spontan yang membuatku menjadi perempuan paling beruntung karena telah memilikimu. 

18 juli, tak ada lagi permintaan yang kupinta dari Tuhan. Hidupku telah sempurna dengan memilikimu semakin menyempurnakan hidupku.

18 Juli
Tuhan telah memberikanku hadiah paling berharga
Memiliki dirimu, memiliki hatimu, memiliki hidupmu di hidupku

Kamis, 26 Juni 2014

PENGGALAN KISAH



Cinta kita dilahirkan dengan penggalan-penggalan kisah istimewa. Penuh tawa, penuh cerita, penuh kebahagiaan bahkan penuh air mata dan helaan napas dalam. Cerita kita ikut mengiringi perjalanan kehidupan kita, dari yang bukan siapa-siapa, hingga menjadi sedikit bahan perhatian. Dari kisah kita yang tidak diminati orang lain untuk mereka ketahui hingga kini setiap orang bahkan ingin mengetahui inci demi inci penggalan kisah kita. 

Tidak ada yang dapat melukiskan kebahagiaanku, memilikimu dengan begitu sederhana namun kau selalu memperlakukannku dengan begitu istimewa. Meskipun tekadang, sikap-sikap egoisku menelusuk tajam. Diriku begitu pasif mengekspresikan cinta…..

Sering ku menghukum sendiri diriku yang begitu bodoh, saat kembali kudengarkan pertanyaan-pertanyaanmu yang sesungguhnya sangat menyayat ....                              
                         
“masihkah kau mencintaiku ?”
“masihkah kau mengingatku ?”
“rindukah dirimu terhadapku ?”
Saat itu ingin rasanya ku memaki keadaan. Meneriakkan kepada dunia bahwa hanya sosok dirimulah yang selalu mengisi benakku….

Disaat kau bertanya
“masihkah kau mencintaiku ?”
Bahkan salah satu caraku mencintai Tuhan dengan mencintai dirimu sebagai ciptaan-Nya. Bahkan cintaku kepada Tuhan adalah dasar aku mencintaimu

Disaat kau bertanya
“masihkah kau mengingatku ?”
Bahkan setiap detik perjalanan waktuku, setiap inci Shalawatku, setiap kata dalam do’aku selalu kusebut namamu

Disaat kau bertanya
“rindukah dirimu terhadapku ?”
Sayang……
Rindu yang terkatakan mungkin masih dapat ku ekspresikan, tapi rindu padamu tak dapat lagi kusiratkan. Setiap nokhta-nokhta hidupku, setiap aliran darah di nadiku, aku merindukanmu, hingga terkadang rindu itu membekukan benakku,membekukan nadiku, membekukan hariku, membekukan hidupku hingga tak dapat lagi ku ekspresikan rindu itu.

Cinta
Rindu
Kenangan
Adalah bunga-bunga indah dalam hidup
karena Cinta itu memiliki banyak rasa 

Sabtu, 12 April 2014

Jikalau mereka,aku, dan cinta

Suatu ungkapan adalah ekspresi jiwa
Mewujudkan in-materi menjadi sebuah materi
Mamberikannya sebuah makna
Menyampaikan pesan yang disebut CINTA

jikalau mereka mengekspresikan cinta dengan ungkapan
Jikalau mereka begitu ekspresif memaknai cinta

Jikalau mereka sangat senang ketika memandang cintanya
Diriku mungkin akan menunduk dan memalingkan wajah
Jikalau mereka sangat bersemangat ketika bersama cintanya
Diriku mungkin akan lemas dan tak berdaya
Jikalau mereka terus mencari cara mengikuti arah cintanya
Diriku mungkin akan memalingkan badan dan menutup mata

Itu mereka...
Jikalau aku mengungkapkan cinta kepadamu layaknya mereka
Mungkin tidak akan pernah kau melirik cintaku
Jangan tanyakan mengapa...
Karena caraku mencintaimu berbeda dengan cara mereka mencintaimu

Sabtu, 29 Maret 2014

Cerita Sudut Bandara



Bandar udara internasional Adisutjipto, Yogyakarta. Tempat yang menjadi saksi untuk pertama kalinya semua terkatakan dan tempat yang menjadi saksi untuk pertama kalinya semua terkenang dengan begitu menyayat.
Petang hari itu, pesawat yang membawaku akhirnya mendarat di tempat ini, terpampang tulisan Bandara Internasional Adisutjipto, Yogyakarta. Tersengal, detak jantungku seakan berlari. Berat rasanya kuhirup udara jogja yang begitu menusuk, bukan karena polusi udara, tapi karena begitu dalamnya kenangan yang terjadi di tempat ini. 
November 2012
Ketika suasana bandara disesaki dengan kesibukan keberangkatan dan kedatangan subuh . disaat nyawa ini masih melayang-layang karena tidak sempat walau hanya memejamkan mata karena ketakutan ketinggalan pesawat. Dirimu yang juga sedang menahan kantuk yang mendera, dengan mata yang redup, ditengah keramaian bandara, suaramu yang berat terdengar memanggil namaku.
Sedikit melirik, dirimu menarikku menyingkir sedikit dari keramaian orang-orang yang kelihatannya begitu terburu-buru.
Akhirnya, kita berdiri beruda, disalah satu sudut bandara. Dirimu terlihat gugup, sedikit kikuk diriku menerka-nerka apa yang kira-kira akan kau katakan. Akhirnya, tanpa basa basi, meskipun sedikit terbata-bata kata itu keluar dari bibirmu yang sangat jarang menyunggingkan senyum :

“aku menyayangimu”

Kaget, salah tingkah, entah apa yang harus kulakukan saat itu, entah apa yang harus ku katakan. Sangat ingin, saat itu aku beteriak “aku juga menyayangimu”. Tapi, rasa takutku nyatanya begitu besar. Rasa trauma yang kualami nyatanya belum terhapuskan. Takut, sangat takut ketika kita bersama, maka diriku akan kembali kehilangan orang yang kusayangi. Saat itu, diriku hanya berpikir lebih baik diriku tak pernah sama sekali memilikimu agar diriku tak akan pernah kehilanganmu. Karena sungguh, membayangkan untuk kehilanganmu saja diriku tak akan pernah sanggup.
Hanya berselang beberapa detik. Setelah pernyataanmu terlontar, entah mengapa bibirku secara reflex mengeluakan pernyataan yang membuat ku kini hanya dapat mengenang bayanganmu yang berdiri di sudut badara ini.
“ku harap kau bersabar menungguku”

Entah apa alasanku saat itu menyuruhmu menunggu. Entah apa yang diriku pinta untuk kau tunggu, mungkin ke-egoisanku….
kini, februari 2013
ditempat ini aku kembali, diriku hanya dapat menatap kosong sudut bandara itu, membayangkan sosokmu berdiri di hadapanku, membayangkan wajahmu yang begitu serius dengan kantuk yang tertahankan mengungkapkan sayang kepadaku.
Kini, bahkan dirimu masih menungguku, menunggu ke-egoisanku, bahkan kau terlalu sabar untuk masih terus menunggu dan mengenangku, di saat diriku justru baru menyadari kalau untuk pertama kalinya diriku mengenangmu dan untuk pertama kalinya diriku menyadari bahwa diriku benar-benar menyayangimu.