Kamu lihat bintang malam
ini ?
Cantik yah…
Bersinar terang,
seterang rinduku kepadamu
Tenang saja, ini bukan
gombalan. Mungkin kata-katanya terlalu puitis ataupun terkesan norak, tapi
sungguh itu ungkapan dari hati.
Sudah beberapa hari,
tugas kampus memaksaku untuk sekejap menghilang dari kehidupan kota yang penat
dan membawaku ke alam pedesaan yang sejuk dan terbebas dari polusi. Tapi, itu
artinya diriku juga harus sejenak berada di ruang yang sedikit jauh darimu. Yah
“RUANG” kataku bukan “JARAK”. Karena kita sudah tak berjarak lagi. Tidak ku
pungkiri, ruang yang sedikit merenggang ini membuatkan seakan kekurangan
oksigen. Membuatkun mabuk dengan rindu kepadamu yang menjadi-jadi. Ingin
rasanya kuberhentikan waktu atau sekedar meminjam pintu ajaib doraemon untuk
sesegeramungkin ketempatmu dan melihat wajahmu walau hanya sekilas.
Malam itu, ketika
bintang sedang cantik-cantiknya, ketika deadline tugas kampus ini semakin
menjadi-jadi jangankan untuk mengingat istirahat, tanggal pada hari itupun
telah terlupakan olehku. Diriku seakan tenggelam kepada ruang rindu dan
deadline tugas yang semakin mencekik.
Seperti biasanya,
ketika malam telah larut. Hanya disaat itu pula kita dapat sedikit bercerita
melepas rindu melalui suara. Meskipun sinyal HP sebenarnya sangat tidak
mendukung, setidaknya suara helaan napasmu masih dapat terdengarkan. Tidak ada
kecurigaan sedikitpun kepadamu, dinginnya malam selalu menemaniku mendengarkan
suaramu yang selalu terindukan.
“aku rindu padamu”
ungkapan itu terlontar seketika dari bibirku
“sabar saja, kita akan
bertemu” jawabmu santai
“hmmmmm…” hembusan
napas sedikit sebal ku hembuskan, seketika diriku berpikir bahwa kau terlalu
gengsi untuk mengungkapkan rindu.
Beberapa menit
kemudian, dirimu yang biasanya menemaniku bercerita hingga aku terlelap tidur
kini mengakhiri pembicaraan kita yang selalu ku nantikan.
Diriku hanya
terbengong-bengong, entah apa yang dapat kuperbuat dipelosok desa seperti ini
ketika rindu telah sangat menusuk. Ditengah kegelisahaanku, berharap akan ada
kabar lagi darimu, ketika waktu telah menunjukkan pergantian hari. Terdengar
ada yang memanggil namaku dari luar kamar. Namun, karena perasaanku sedang
tidak menentu, kuputuskan mengabaikan panggilan itu dan tetap berada di kamar.
Namun tiba-tiba, sosok
dirimu muncul dari balik pintu, membawa sebuah kue ulang tahun dengan lilin
cantik yang bersinar terang diatasnya. Entah bagaimana ekspresiku kala itu, aku
bahkan serasa sedang bermimpi, orang yang selama beberapa hari ini terus
terindukan, orang yang semenit yang lalu membuatkan gelisah karena ingin lebih
lama dengannya walau hanya mendengar suaranya. Kini, bukan hanya suaranya, bahkan
sosoknyapun telah dapat kulihat utuh. Berdiri tampan dihadapanku.
Entahlah, diriku seakan
lupa ingatan bahwa malam ini 18 Juli. Hari dimana aku dilahirkan dan kamu orang
yang terindukan datang dengan menempuh jarak ratusan kilometer dengan menempuh
kurang lebih 4 jam perjalanan dan dengan wajah yang telah dapat kutebak dirimu
tidak tidur selama dua hari dua malam karena memikirkan rencana ini. Dirimu
memang luar biasa, selalu saja memberiku kejutan-kejutan istimewa yang
membuatku ingin mati saking bahagianya. Dirimu memang gila, selalu saja
memiliki ide-ide spontan yang membuatku menjadi perempuan paling beruntung
karena telah memilikimu.
18 juli, tak ada lagi
permintaan yang kupinta dari Tuhan. Hidupku telah sempurna dengan memilikimu
semakin menyempurnakan hidupku.
18
Juli
Tuhan
telah memberikanku hadiah paling berharga
Memiliki
dirimu, memiliki hatimu, memiliki hidupmu di hidupku