Minggu, 22 Desember 2013

AKU KAMU & PEMILIK CINTA



Saat syarat menuju dirinya meupakan kesempurnaan
Saat kesempurnaan menjadi jalan utama lagi mulia
Kesempurnaan bagi siapa saja makhluk berAkal
Rasio kesempurnaan seorang makhluk yang dikatakan Manusia

Ketika alam seluruh makhluk tertunduk memuji kebesaran-Nya, seluruh alam raya memuji atas nama-Nya. Ketika senja telah kembali keperaduan, berotasi mengelilingi bumi. Bergantian dengan rembulan yang kembali bertugas mengawasi. Menerangi bumi bagian lain, memberikan cahaya kehidupan bagi sang makhluk.
Disaat kumandang adzan menggema memukau, memanggil makhluk untuk tetap mengingat Sang Maestro Jagad. Tetap bertasbih menyembah diri-Nya, Maha Besar Allah atas segala kekuasaannya. Seiring warna senja langit yang semakin memukau, sering peraduan cinta  dua anak manusia menghadap Ilahi.
Dalam satu waktu, dalam satu jamaah yang sama. Berdiri menghadap Sang Pemilik. Meminta restu untuk menyempurna, melaksanakan salah satu Rukun Agama, merendah dan menghambakan diri. Ya, cinta memang Indah, tapi akan lebih indah lagi ketika cinta mendapat restu dari Sang pemilik Cinta.

Saling mencinta, saling bermunajat, saling beikhtiar atas nama cinta. Saat takbir telah dikumandangkan disaat itu pula ikhtiar kita dipertanggungjawabkan masing-masing, meskipun tujuan kita sama, cinta yang kita miliki sama tapi tetap manusia memiliki jalan kesempurnaan masing-masing. Perbedaan yang tidak terlalu mencolok, tidak terlalu nyata, semoga bukan penghalang menuju kesempurnaan. Tujuan kita sama tapi ketika itu tanganmu bersedekap menghadap-Nya, sedangkan tanganku lurus menghadap-Nya. Berbedakah itu ? berbedakah MahaSempurna yang kita maksud ? ENTAHLAH
Tapi, bisakah kita saling menyempurna. Bisakah kita berjalan beriringan disaat satu gerakan menghadapnya tak kita lakukan bersamaan, masih bisakah kita beriringan. Ketika sang pencinta telah merasakan cinta, maka apipun akan dilewati. Tapi ketika api itu tak sanggup kita lewati, maukah kita terbakar bersamanya. Masalahkah ini, kuharap tidak, selama kita masih mengakui Pencipta dan Pemilik segalanya yang sama, disaat kita masih berada di payung kepercayaan yang sama. semoga kita dapat berproses bersama, sama-sama menuju jalan terang menjadi Sempurna agar dapat bertemu sang Penyempurna yang MahaSempurna.

Dirimu bersedekap Diriku tidak, mari kita sama-sama mengkaji, karena hidup bukan hanya sekedar cinta kita berdua, tapi cinta Aku, Kamu dan Sang Maha Pemilik Cinta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar