Saat syarat menuju dirinya meupakan kesempurnaan
Saat kesempurnaan menjadi jalan utama lagi mulia
Kesempurnaan bagi siapa saja makhluk berAkal
Rasio kesempurnaan seorang makhluk yang dikatakan
Manusia
Ketika
alam seluruh makhluk tertunduk memuji kebesaran-Nya, seluruh alam raya memuji
atas nama-Nya. Ketika senja telah kembali keperaduan, berotasi mengelilingi
bumi. Bergantian dengan rembulan yang kembali bertugas mengawasi. Menerangi
bumi bagian lain, memberikan cahaya kehidupan bagi sang makhluk.
Disaat
kumandang adzan menggema memukau, memanggil makhluk untuk tetap mengingat Sang
Maestro Jagad. Tetap bertasbih menyembah diri-Nya, Maha Besar Allah atas segala
kekuasaannya. Seiring warna senja langit yang semakin memukau, sering peraduan
cinta dua anak manusia menghadap Ilahi.
Dalam satu waktu, dalam
satu jamaah yang sama. Berdiri menghadap Sang Pemilik. Meminta restu untuk
menyempurna, melaksanakan salah satu Rukun Agama, merendah dan menghambakan
diri. Ya, cinta memang Indah, tapi akan lebih indah lagi ketika cinta mendapat restu
dari Sang pemilik Cinta.
Saling mencinta, saling
bermunajat, saling beikhtiar atas nama cinta. Saat takbir telah dikumandangkan
disaat itu pula ikhtiar kita dipertanggungjawabkan masing-masing, meskipun
tujuan kita sama, cinta yang kita miliki sama tapi tetap manusia memiliki jalan
kesempurnaan masing-masing. Perbedaan yang tidak terlalu mencolok, tidak
terlalu nyata, semoga bukan penghalang menuju kesempurnaan. Tujuan kita sama
tapi ketika itu tanganmu bersedekap menghadap-Nya, sedangkan tanganku lurus
menghadap-Nya. Berbedakah itu ? berbedakah MahaSempurna yang kita maksud ? ENTAHLAH
Tapi, bisakah kita
saling menyempurna. Bisakah kita berjalan beriringan disaat satu gerakan
menghadapnya tak kita lakukan bersamaan, masih bisakah kita beriringan. Ketika
sang pencinta telah merasakan cinta, maka apipun akan dilewati. Tapi ketika api
itu tak sanggup kita lewati, maukah kita terbakar bersamanya. Masalahkah ini,
kuharap tidak, selama kita masih mengakui Pencipta dan Pemilik segalanya yang
sama, disaat kita masih berada di payung kepercayaan yang sama. semoga kita
dapat berproses bersama, sama-sama menuju jalan terang menjadi Sempurna agar
dapat bertemu sang Penyempurna yang MahaSempurna.
Dirimu bersedekap
Diriku tidak, mari kita sama-sama mengkaji, karena hidup bukan hanya sekedar
cinta kita berdua, tapi cinta Aku, Kamu dan Sang Maha Pemilik Cinta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar