Rabu, 30 Desember 2015

Perawatan Sederhana Wajah Berminyak

Wajah berminyak banyak menjadi momok khususnya bagi kaum perempuan. Pada dasarnya wajah mengeluarkan minyak untuk membersihkan kotoran di wajah secara alami, dapat dikatakan minyak sebagai benteng pertahanan bagi kulit wajah dari kotoran ataupun radiasi dan juga berfungsi melembabkan kulit wajah. Namun, wajah berminyak apabila dirawat dengan cara yang tidak tepat makan akan berakibat fatal. Hal inilah yang banyak dikeluhkan oleh kaum perempuan, mereka beranggapan bahwa wajah berminyak rntan terkena jerawat padahal apabila wajah dengan jenis kulit berminyak memiliki perawatan yang tepat, jerawat tidak akan datang sama sekali. 

Orang yang memiliki tipe kulit wajah berminyak sebenarnya tidak perlu melakukan perawatan yang ribet layaknya bagi yang memiliki kulit wajah kering. Banyak terjadi kesalahan, kulit wajah berminyak pada dasarnya tidak boleh menggunakan CREAM WAJAH. Hal ini akan mengakibatkan pori-pori kulit akan tertutup, sehingga minyak di wajah akan semakin banyak, pori-pori tersumbat, dan akan menyebabkan jerawat serta kulit wajah akan menjadi semakin sensitif. 

Perawatan wajah yang paling tepat bagi perempuan yang memiliki kulit wajah berminyak adalah :

1. Mencuci wajah maksimal 2 kali sehari. Jangan terlalu sering mencuci wajah menggunakan sabun pencuci muka, maksimal 2X sehari. Karena wajah anda telah memiliki pertahanan tersendiri untuk membersihkan pori-porinya.

2. Gunakan sabun pencuci muka berbahan dasar air. Bebas Oil (minyak) dan tidak memiliki Scrub. Sabun wajah yang berbahan dasar minyak dapat lebih menambah minyak di wajah anda, serta scrub dapat membuat pori-pori lebih besar, sehingga jerawat akan mudah untuk timbul.

3. TIDAK BOLEH MENGGUNAKAN CREAM. Baik itu cream yang beredar di pasaran maupun cream dari dokter. Dokter yang berpengalaman biasanya akan memberikan sabun dan toner atau serum untuk perempuan yang memiliki kulit berminyak. Kalaupun anda memiliki jerawat, jangan menggunakan cream anti jerawat tetapi gunakan obat jerawat yang berbentuk salep. 

4. Hindari toner yang berbahan dasar alkohol. Alkohol dapat membuat minyak di wajah anda hilang secara keseluruhan sehingga wajah anda akan kurang dalam pertahanannya, gunakanlah toner yang berbahan dasar air. 

Pada dasarnya, jenis kulit wajah berminyak hanya membutuhkan sabun pencuci wajah dan salep penghilang jerawat (apabila jerawat muncul). Hindari cream pemutih, ataupun cream-cream lainnya yang justru dapat merusak kulit wajah anda. 

Sayangi diri anda, dengan membiarkan wajah secara alami. Kurangi bahan kimia pada wajah cantik anda :) 

Sabtu, 26 Desember 2015

Kecantikan milik Setiap Perempuan Bukan Milik Salah Satu Produk

Semakin majunya jaman dan teknologi turut juga memengaruhi kemajuan perkembangan trend fashion saat ini. Namun, trend fashion yang berkembang bukan hanya seputar pakaian, bahkan accesoris tetapi juga telah merambah make up dan berbagai alat kosmetik untuk menambah kecantikan kaum hawa.  Kosmetik pada sekitar tahun 2005-2010 masih merupakan hal yang tabuh bagi anak remaja. Namun, kini dengan kamajuan alat komunikasi dan munculnya jejaring sosial seperti facebook, twitter, instgram, path, dll turut memiliki peranan yang besar dalam memperkenalkan kosmetik ke ramaja. Bahkan saat ini anak yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD) telah mengenal pemutih badan, pemutih wajah, perona bibir, bahkan berbagai alat kecantikan lain yang belum cocok pada usianya. 

Pemikiran bahwa perempuan yang cantik adalah perempuan yang memiliki kulit putih, tinggi badan ideal,wajah tirus, bola mata besar, bibir merah, alis tebal, bulu mata lentik, dan berbagai trend yang terjadi turut dipengaruhi dengan manajemen penjualan kosmetik. Agar berbagai produk kecantikan tersebut laku di pasaran sehingga perlu adanya perubahan pola pikir masyarakat bahwa kecantikan itu yang sering ditampilkan oleh model-model promosi berbagai produk kosmetik. Hal inilah yang banyak menyerang remaja, khususnya remaja yang aktif memainkan jejaring sosial. Demi untuk dikatakan eksis atau cantik, para remaja bahkan rela mengorbankan kulit alaminya demi untuk mencoba berbagai produk yang sebetulnya belum dapat digunakan pada kulitnya yang tergolong masih belia. 

Pada mulanya, para remaja akan tampak sangat senang karena mendapatkan perubahan yang nampak jelas seperti kulit ya menjadi lebih putih, wajahnya akan semakin halus dan putih, dan berbagai perubahan lainnya. Namun, tanpa disadari akibat yang fatal akan menantinya, bukan saat itu tetapi saat bahan kimia yang telah menumpuk pada kulitkan lama kelamaan akan merusak kulit remaja yang masih tergolong sensitif. Pada akhirnya, saat memasuki usia puber para remaja akan merasakan akibatnya, misalnya timbulnya jerawat yang bahkan lebih kearah infeksi permukaan kulit. 
Ketika remaja tersebut mengalami jerawat yang cenderung membandel, langkah yang diambil kebanyakan adalah memakai berbagai produk kecantikan penghilang jerawat seperti cream-cream. Tanpa disadari justru produk tersebut akan semakin memperparah wajahnya. 

Infeksi yang terjadi pada kulit akibat kesalahan dalam pemakaian produk kecantikan sebenarnya harus diatasi dengan berhenti memakai produk yang berbahan kimia, biarkan sifat alami kulit yang akan menyembuhkan dirinya sendiri, cukup mengatur pola makan, banyak minum air putih, dan bersihkan wajah dengan air bersih tanpa mengorek infeksi yang terjadi pada kulit atau wajah kita. 

Kecantikan yang sebenarnya adalah kecantikan alami milik setiap perempuan, bukan kecantikan yang hanya diperankan oleh model-model dalam mempromosikam produk kecantikan tertentu. 


Selasa, 06 Oktober 2015

Tugas Seorang Pemimpin

Seakan tak lagi sebangsa
Seakan tak lagi sedarah
Seakan tak lagi saudara

Begitu banyak orang-orang di negeri ini yang mendambakan menjadi seorang pemimpin. Kenikmatan yang mereka sebut sebagai "surga dunia" tergadang begitu menggiurkan. Mobil mewah, rumah nyaman, pengawalan untuk rasa aman, ketenaran, bahkan penjaminan biaya hidup menjadi mimpi kalangan elit untuk menguasai dan semakin berkuasa. 
Tapi...
Di balik kenikmatan yang mereka sebut sebagai "surga dunia" terdapat tugas utama, terutama dan yang paling utama, yang bahkan tidak sempat terpikirkan bagi sang penguasa penikmat surga dunia. Menjadi seorang pemimpin yang sebenarnya memimpin, yang meleburkan keinginan individualis menjadi keinginan universal, tidak mengenal lagi istilah ke-aku-an melainkan -mereka-, tidak ada lagi istilah di-layan-i tapi hanya me-layan-i, bukan untuk kepentingan pribadi atau kelompok tertentu, melainkan untuk kepentingan rakyat, dirinya bukan milik keluarga melainkan milik rakyat, dan masih begitu banyak pengorbanan seorang pemimpin...

Ketika itu, umur saya masih sangat muda, dapat dikatakan saya masih terlihat tidak terlalu pantas memimpin sebuah kota besar dari negara yang berumur baru belasa . Kota yang memiliki penduduk terpadat, tingakat kesejahteraan masyarakat terendah, pengangguran terbanyak, lapangan kerja kurang, hingga segala kebobrokan yang menggetarkan saya dan sempat membuat diri saya merasa pesimis. Namun, tidak ada alasan mundur untuk diri saya. Saya sudah terlanjur melangkah dan pantang untuk kembali pulang.

Di umur yang masih sangat muda, saya sama sekali tidak memiliki pengalaman memimpin suatu daerah. Namun kini saya harus meimpin sebuah kota besar dengan sejumlah permasalahan yang lebih besar lagi. Hari-hari pertama saya habiskan dengan mengelilingi seluk beluk kota ini. Tidakkah jantung kita berdebar-debar melihat pemuda-pemuda yang seharusnya tenaga produktif, setiap harinya hanya mondar-mandir mencari kesempatan dan lapangan pekerjaan. Tidakkah tersentuh rasa kemanusiaan kita melihat ribuan keluarga yang masih hidup berjejal-jejal dalam satu rumah yang sempit. Lebih menyedihkan lagi, mereka yang berada di bawah kondisi minim itu sudah tidak merasa hidupnya jauh di bawah standar kehidupan seorang manusia, karena sejak mereka lahir mereka telah berada dalam keadaan seperti ini. Bukan hanya permasalahan dari tingkat kesejahteraan masyarakat yang membelenggu kota ini, tetapi iklim politik yang juga didominasi oleh sikap curiga-mencurigai, serta kekosongan kepemimpinan daerah dan dualisme susunan perangkat pemerintahan yang berakibat menipisnya wibawa pemerintah turut juga mendominasi kesengsaraan kota besar ini. 

Sekejap saya merenung, berpikir perbaikan apa atau dari mana saya harus melangkah. Namun, dengan berbagai opin-opini publik yang semakin menyudutkan saya dan di satu sisi memaksa saya untuk mengambil tindakan. Akhirnya untuk melaksanakan pembaharuan dan modernisasi, saya melabrak sendi-sendi nilai, norma dan kebiasaan yang berlaku di masyarkat. 

Saya memutuskan untuk membangun sekolah-sekolah, rumah sakit, pusat perkantoran dan industri, serta berbagai kebutuhan masyarkat lainnya yang seharusnya telah ada dan tersedia. Namun, saya memiliki hambatan yang besar yaitu "uang", yang saya perlukan untuk membiayai pelaksanan tersebut.

Uang ini tidak bisa saya dapatkan dari anggaran dan belum bisa juga diperoleh dari masyarakat yang masih kekurangan. Disinilah dengan mengambil "risiko tidak disenangi banyak orang" saya mengembangkan sumber dana dari pajak-pajak yang bersumber dari beberapa bentuk perjudian yang merajalela beroprasi secara ilegal di kota ini. Akhirnya, dari usaha perjudian ilegal pemerintah memutuskan menjadikan usaha tersebut legal dengan mengambil pajak yang begitu besar dari setiap usaha dan membangun kota ini. Langkah tersebut adalah langkah terkahirnya yang dapat ditempuh untuk mendorong pembangunan dan kesejahteraan masyarakat. Dari protes dan cercaan beberapa pihak, tanpa menyembunyikan asal muasal uang pembangunan kota. Saya selalu mengatakan bahwa ribuan sekolah yang terbangun, ribuan rumah sakit, ribuan tempat peribadatan, dan ribuan lapangan kerja yang terbuka, serta berbagai fasilitas lainnya diperoleh dari pajak-pajak yang dipungut dari aktifitas perjudian dan sejenisnya di kota ini. 

Akhirnya, dalam kurun waktu 10 tahun terkahir, kota yang dahulunya menunggu ajal kini laksana gadis yang sedang berdandan, telah tumbuh puluhan bangunan bertingkat tinggi, pemukiman, pemukiman rumah yang layak, jalanan-jalanan licin dengan ratusan ribu kendaraan mengkilap, pohon-pohon pelindung, taman-taman dan gerakan penghijauan dari masyarakat yang seolah-olah merupakan rambut dari sang gadis, serta investor-investor yang telah melirik kota ini sebagai usaha untuk membuka lapangan-lapangan kerja baru bagi pemuda-pemuda produktif kota. 

Pembangunan dan perkembangan kota ini mungkin menjadi polemik dalam masyarakat karena sikap saya untuk melanggar norma-norma dalam kehidupan, namun menjadi seorang pemimpin memang butuh risiko dan pengorbanan. Ada kalanya, harga diri serta nama baik harus saya korbankan untuk mengangkat harkat dan martabat orang banyak. Meninggalkan berbagai fasilitas mewah, untuk merasakan kepedihan dan kesederhanaan hidup masyarakat. Menentukan pilihan dan mengambil risiko dengan taruhan nyawa demi kemakmuran rakyat.


- penggalan kisa dari pidato perpisahan PJ. GUBERNUR KDKI ALI SADIKIN juli 1977- 

Kamis, 24 September 2015

Pancasila dalam lingkup Negara Hukum

Bung Karno dalam suatu pidato yang berapi-api pada tanggal 1 Juni 1946 dalam sidang BPUPKI mengemukakan sebuah Dasar Negara yaitu Pancasila. Pancasila permulaan itu dirumuskan sebagai berikut, 
1. Kebangsaan Indonesia
2. Internasionalisme atau Peri-kemanusiaan
3. Mufakat atau demokrasi
4. Kesejahteraan sosial
5. Ketuhanan Yang Maha Esa
Apabila dianalisa secara lebih mendalam, Pancasila yang dikemukakan itu terdiri atas dua lapis fundamen :
1. Fundamen politik (sila 1sampai 4) 
2. Fundamen moral (etika agama, sila ke-5) 

Kemudian dibentuklah Panitia 9 (Ir. Soekarno, Mohammad Hatta, Mr.A.A. Maramis, Abikusno Tjikrosuyono, Abdulkahar Muzakkir, H.A. Salim, Ahmad Subarjo, Wahid Hasjim, dan Mr. Muhammad Yamin) merupakan suatu badan kecil yang akan merumuskan kembali pancasila. Panitia 9 mengubah susunan fundamen pancasila dan meletakkan "fundamen moral" di atas, "fundamen politik" di bawahnya, sila "kebangsaan" diganti dengan sila "persatuan indonesia".  Maka rumusan yang dikemukakan oleh Panitia 9 sebagaimana yang terdapat dalam UUD 1945, yaitu :
1. sila Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Sila Kemanusiaan yang adil dan beradap
3. Sila Persatuan Indonesia
4. Sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijkasanaan dalam permusyawaratan/perwakilan
5. Sila Keadilan sosial. 
Dengan urutan dan rumusan baru tersebut dasar Ketuhanan Yang Maha Esa menjadi dasar yang memimpin cita-cita kenegaraan, sedangkan dasar kemanusiaan yang adil dan beradap adalah kelanjutan dengan perbuatan dalam prkatik hidup berdasarkan dasar yang memimpin tadi. Dasar Persatuan Indonesia menegaskan sifat negara Indonesia senagai negara nasional, berdasarkan ideologi sendiri dengan bersendi kepada Bhineka Tunggal Ika, sedangkan dasar kerakyatan menciptakan pemerintahakan yang adil. Yang dilaksanakan dengan rasa tanggungjawab, agar terlaksana keadilan sosial yang tercantum sebagai sila ke lima. Dasar keadilan sosial adalam pedoman dan tujuan kedua-duanya. 

Akibat perubahan urutan Sila ke-5 tersebut, Ketuhana Yang Maha Esa tidak lagi hanya dasar hormat-menghormati agama masing-masing, melainkan menjadi dasar yang memimpin jalan kebenaran, keadilan, kebaikan, kejujuran, dan persaudaraan. Dengan hal tersebut Negara akan memperkokoh fundamennya. Dengan dasar ini sebagai pimpinan dan pegangan, pada hakekatnya pemerintah tidak boleh menyimpang dari jalan yang lurus untuk mencapai kebahagiaan rakyat dan keselamatan masyarakat, perdamaian dunia serta persaudaraan bangsa-bangsa. Bukankah telah termuat dalam UUD kita bahwa Pancasila berguna untuk mendidik dan meyakinkan diri pada tugas memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. 

Apabila kita renungkan UUD 1945 sedalam-dalamnya, bahwa segala yang penting bagi bangsa, apalagi yang ditimpakam kepada rakyat sebagai beban materiil dan idiil, harus berdasarkan undang-undang, hal tersebut mencerminakan bahwa negara Republik Indonesia adalah Negara Hukum. Negara Hukum yang berdasarkan Pancasila. Pemimpin-pemimpin negara sering menyebutkan bahwa demokrasi Indonesia adalah Demokrasi Pancasila. Hal ini sebagai tujuan dan masih menjadi tujuan. Demokrasi Pancasila baru dapat hidup, apabila negara Indonesia telah menjadi Negara Hukum. 

Berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, anak-anak muda sekarang hendaklah berusaha segiat-giatnya agar negara hukum yang sempurna dapat tercapai. Semakin bertambah keinsafan hukum dalam masyarakat, semakin dekat kita pada pelaksanaan negara hukum yang sempurna. Sejalan dengan tumbuhnya negara hukum, maka kedaulatan hukum akan menggantikan kekuatan penguasa. 


- Oleh: Mohammad Hatta (diucapkan pada penerimaan gelar Doctor Honoris Causa dari Universitas Indonesia pada tanggal 30 agustus 1975 -

Minggu, 20 September 2015

Bukan Cercaan yang Diperlukan Tetapi Tindakan

Saya hanya termenung
Sedikit berkaca terhadap diri sendiri
Kenapa begittu terlambat saya baru menyadarinya
Atau dapat dikatakan dulu mungkin saya "sadar" yapi kesadaran ini telah berbeda, kesadaran ini tidak di iringi lagi dengan protes-protes diri terhadap keadaan yang terjadi
Tidak ada lagi, cercaan, hinaan, atau apapun itu terhadap apa yang terlihat...

Segalanya lambat laun seperti "abnormal"
Awalnya saya hanya mengingat masa-masa ketika manusia-manusia masih saling mengenal. Saling menghargai, saling menghormati. Yang baik memang baik, yang kurang baik memang kurang baik...
Tapi masa itu kini berubah, entahlah. Kini kehidupan semakin amburadul. Manusia-manusia saling membunuh secara kejam, saling mencerca, sirik dengan kesuksesan orang lain dan segal perilaku-perilaku tak terpikirkan sebelumnya kini bermunculan. Entah perubahan terhadap tingkah laku manusia-manusia itu berasar karena apa, kapan, dan bagaimana. 

Banyak orang-orang yang menyadari bahwa perubahan sifat manusia semakin lama semakin keja, semakin berbahaya untuk lingkungan sekitar, tapi mereka yang menyadari hanya mampu proter, beeteriak, mecerca, dengan cercaan manusia-manusia yang semakin berbahaya. LALU ??? Kapan hal itu akan brakhir, kalau "ANJING TERIAK ANJING" "MALING TERIAK MALING" " HINAAN DI BALAS HINAAN" 

Kini saya semakin sadar, kalau kita saling berbalasan maka tak akan ada ketenangan bathin yang akan diperoleh. Yah, mungkin karena ketenangan bathin itulah yang saya rindukan, sehingga di keadaan seperti sekrang ini saya berusaha "mengalah". Membiarkan orang-orang saling mencaci, mengumpat, tapi saya akan mencontohkan bahwa hidup dengan saling mengasihi, membantu, menolong akan lebih nyaman tanpa beban. Bagaimana perubahan itu terjadi kalau tidak ada seseorang yang ingin memulai.

Coba saja praktikkan, seseorang mencaci kita namun cacian tersebut kita balas dengan kasih sayang, maka lambat laun dia akan sadar dan bisa saja dia akan merasakan perubahan sikap tersemdiri dan membalas kebaikan itu kepada orng lain, kebaikan berantai akan terus terjadi. 

AYOO, jikalau sering ada pertanyaan "apa yang kita lakukan untuk indonesia ? " cukup saja lalukan 1 kebaikan seriap harinya maka kamu akana merasakan indahnya berbuat baik. 

Prosesnya mungkin lambat, yang rusak sebenarnya adalah morah. Dan mengubah morah suattu bangsa memang butuh proses yang panjang namun kita harus optimis, hasilnya bukan kita yang rasakan tetapi anak cucu kita kelak.

AYO 1 HARI 1 KEBAIKAN 
UBAH MORAL BANGSA DARI DIRI SENDIRI 😊🙏

Jumat, 19 Juni 2015

Setitik Bahagia milik Perempuan Biasa

Berusaha mengais 
Menelaah lembar demi lembar kehidupan
Mencari setiap sudut kehidupan 
Demi mendapatkan setitik kebahagiaan 

Entah lah,...
Bagaimana rasanya menggambarkan ini semua ...
Kadang perempuan ini sangat kuat 
Bahkan lebih kuat dibandingkan karang 
Namun, ada kalanya perempuan ini akan lemah dan rapuh 
Bahkan lebih rapuh dari daun kering 

Bukan maksud hati untuk mengeluh 
Bukan maksud hati untuk tak menerima 
Bukan maksud hati untuk tak bersyukur 
Sungguh, DemiSangMaestro kehidupan, perempuan ini selalu percaya bahwa kebahagiaan itu akan selalu ada, tergantung bagaimana cara kita memandangnya...

Tapi sekali lagi, ini kehidupan nyata 
Bukan cerita dongeng yang selalu berakhir romantis dengan kalimat "hidup bahagia selamanya" 

Hal ini hanya ungkapan dari seorang perempuan yang hidup di dunia nyata, dengan cerita kehidupan yang tanpa di dramatisir sudah sangat sadar bahwa hidup ini nyatanya adalah drama 

Terkadang kehidupan terlalu sadis...
Sampai-sampai menyisakan trauma yang  selalu membuat perempuan ini tak tenang... 
Terkadang kehidupan terlalu manis ...
Sampai-sampai kenyisakan keadaan yang membuat perempuan ini lupa daratan...

Sekali lagi, ini bukanlah keluhan 
Hanya ungkapan kecil dari perempuan yang mencari setitik kebahagiaan miliknya yang direnggut oleh keadaan 

Mungkin hanya kebahagiaan sederhana yang perempuan ini cari 
Sedikit tawa contohnya. Perempuan ini hanya lupa kapan terakhir kali dia tertawa lepas ...
Atau sedikit waktu tanpa masalah. Perempuan ini hanya lupa kapan terakhir kali dirinya melangkah memulai hari tanpa penat... 
Atau mungkin sedikit masa bodoh. Perempuan ini hanya rindu sikapnya yang berbicara tanpa harus berpikir panjang... 


Walau hanya setitik, setidaknya setitik kebahagiaan itu dapat menerangi tarikan napas berat yang selalu menemani... 

Sekali lagi, ini bukanlah keluhan
Hanya ungkapan sederhana,...
Karena
Perempuan ini hanya perempuan biasa 

Senin, 15 Juni 2015

Rindu ini Berbeda



Sore itu, kita ...
Berjalan menjahui mentari
Pulang menuju kerinduan 

Dekapan sore itu 
Mungkin sudah biasa bagi kita 
Hubungan kita di bangun dengan keistimewaan tersendiri 
Mungkin bagi setiap orang hal tersebut terlalu berlebihan, berjarak sedikit bagi setiap hubungan mungkin adalah hal yang wajar saja. Tapi bagi kita, hal itu mungkin adalah sebuah pemanis...

Setiap kita diwajibkan harus sedikit berjarak, rasa sayang itu akan semakin merekah 
Setiap kita diwajibkan harus sedikit berjarak, rasa cinta itu akan semakin terasa
Setiap kita diwajibkan harus sedikit berjarak, rasa rindu itu akan semakin terasah 

Entahlah, malam ini baru hitungan jam kita tidak bertemu namun diriku telah meringkih 
Rindu itu datang sekelebat tanpa permisi 
Sesaat sebelum jarak memisahkan kita diriku mungkin meneteskan air mata, tapi rindu itu masih dapat ku kendalikan 
Namun, malam ini diriku memang tak meneteskan air mata, tapi demi Tuhan rindu ini membuatku gemetar.

Rindu rindu rindu, seketika saja datang menamparku
Tapi rindu yang datang malam ini sangat berbeda, bukan rindu yang ingin ku sampaikan secara langsung kepadamu melalui pesan singkat ...

Rindu malan ini memang sakit, membuatku gemetar, namun ingin ku rasakan sendiri, ingin ku nikmati sendiri, tapi pertahananku menyimpan rindu sedikit runtuh juga, hingga rindu ini ku tuangkan dalam tulisan di blog pribadiku.. 

Diriku hanya rindu ...
Tapi rindu malam ini berbeda 
Diriku tak menangis,,
Tapi rindu ini membuatku gemetar, menggigil, entah lah ... 
Yang ku tahu, rindu ini berbeda ... 


Jumat, 12 Juni 2015

Jalanan yang Berjalan




Banyak orang-orang yang berpikir 
Apa hasil yang akan mereka dapatkan bila mereka melakukan sesuatu 
Banyak orang-orang yang berpikir 
Apakah yang mereka lakukan memiliki manfaat untuk dirinya sediri 
Banyak orang-orang yang berpikir 
Apakah yang mereka lakukan dapat memberikan pengakuan bagi orang diluar sana

Tanpa mereka sadari,
Segala sesuatu yang mereka lakukan yang terpenting bukanlah hasil akhirnya melainkan proses yang dijalani 

Tanpa mereka sadari, 
Segala sesuatu yang mereka lakukan yang terpenting adalah apakah sesuatu itu dapat bermanfaat untuk orang lain, karena bila itu bermanfaat untuk orang lain maka otomatis akan bermanfaat untuk diri mereka sendiri, namun bila itu hanya bermanfaat untuk diri mereka sendiri, maka belum tentu bermanfaat untuk orang lain. 

Tanpa mereka sadari, 
Pengakuan terhadap segala sesuatu yang telah dilakukan akan muncul secara alamiah apabila yang kita lakukan sesuai dengan proses yang benar dan berguna untuk orang lain. 

Sudah terlalu banyak orang yang berpikir instan
Maka jadilah berbeda dari kebanyakan orang
Mari berjalan dengan pasti
Menghargai proses, bermanfaat untuk orang lain, dan tanpa memikirkan eksistensi semata. 

Selasa, 09 Juni 2015

Taman di Tengah Kota

"Taman di Tengah Kota Dunia"

kalian tahu ini gambar apa ? 
sekilas tampak sejuk, rindang, menyegarkan mata 
tapi, kalian tahu ini dimana ?
ini adalah taman tengah KOTA DUNIA 

kota ini dahulu tak seperti ini
dahulu masyarataknya tak mengenal kata macet 
dahulu orang-orang lebih suka menghabiskan waktu bersama keluarga di meja makan dari pada bercengkrama di meja cafe-cafe mahal 
dahulu anak-anak muda lebih suka menghabiskan malam minggu di ruang tamu teman dari pada di ruang - ruang hotel 
dahulu ibu-ibu lebih senang berbelanja di pasar tradisional sambil menenteng tas rotan dari pada berbelanja di gedung besar dengan mendorong kereta besi 
dahulu setiap sore hari anak-anak asyik bermain dengan batok kelapa di depan rumah dengan kawannya dari pada bermain mesin sendiri di dalam gedung besar tanpa kawan

zaman memang telah berubah 
seiring perubahan suasana kota yang semakin penat 
hotel di mana-mana, cafe-cafe penanda kelas sosial berhamburan, gedung-gedung tinggi menjulang menembus awan, mesin-mesin beroda semakin mengeluarkan asap yang menyesakkan paru.

zaman memang telah berubah
museum kota ditutup rapat dan mall-mall besar dibuka lebar
perpustakaan kota sepi pengunjung dan cafe tempat nongkrong disesaki pengunjung
taman kota dihancurkan dengan eskavator dan hotel-hotel dibangun sekuat terminator 

zaman memang telah berubah 
kota berubah semakin modern namun sayang masyarakat semakin primitif

Cahaya Matahari

"The Power of Sunset"

Mantari benar menyilaukan
Mentari benar menghangatkan
Mentari benar dapat membakar
Mentari benar sangat menyengat 
Mentari benar membuat dahaga 

Namun, sadarkah kamu ...
biasan mentari dapat membentuk fragmen bunga yang memancarkan warna pelangi
biasan mentari dapat saja mengubah suasana menyengat benjadi begitu romantis bagi sepasang kekasih
biasan mentari dapat saja melukis palangi dikala tertangkap oleh percikan hujan yang membasahi tanah 
biasan mentari dapat saja membentuk fatamorgana dikala saling bersenggolan dengan bekunya serbuk es

karena semua itu adalah keindahan sebuah mentari

Jumat, 24 April 2015

Biru Orange dan Hitam



Kala sang maestro telah kembali ke peraduan 
Kala dua pasang mata menatapnya penuh takjub 
Kala dua pasang jiwa menikmati keindahan nan elok 
Kala dua padang hati saling mengikat dibawah sinar orange 

Saling tertatih menukik setapak 
Kadang digenggam kadang menggenggam
Kala diri telah terpukur
Segala perjuangan nyatanya belum cukup

Ketika semua tampak bagai kemustahilan
Berperanlah pepatah bijak nan elok
Bertutur tanpa beban
Layaknya kemustahilan tak pernah ada

Tapi memang benar
Pepatah bijak selalu benar
Tak selamanya gelap itu
Akan ada terang menggantinya

Saat itu dua pasang mata
Dua pasang jiwa
Dua pasang hati
Semakin yakin, tak ada kemustahilan
Layaknya biru bercampur orange pada langit yg mulai menghitam 

Selasa, 31 Maret 2015

Awal Cinta dari Sebutir Apel

WAKTU ITU ...
aku baru saja memasuki hari-hari sebagai mahasiswa baru. Semuanya terasa sempurna, teman baru yang menyenangkan dan suasana yang penuh tantangan, hingga penyakit tifus datang menyapaku. Aku terbaring di rumah sakit hampir sebulan lamanya. 
Teman-temanku bergantian menengok dan memberiku dukungan, tidak sedikit pula yang berusaha menarik perhatianku dengan membawa serangkaian bunga atau kembang gula. Tapi ada seorang pria pendiam yang membuatku penasaran, dia mengaku salah seorang dari teman sekelasku. Meski aku merasa pernah melihat wajahnya, aku tidak ingat dia berada di kelas ku.
Adrien, nama pria itu. Ia selalu membawakanku sebutir apel setiap hari, hanya sebuah Apel. Dia mengunjungiku dari hari pertama aku dirawat sampai akhirnya aku sembuh dan diizinkan pulang. Meski heran. aku mencoba menahan diri untuk bertanya mengapa dia hanya membawakanku sebutir apel setiap hari, bukan sebuket bunga, setidaknya sekeranjang apel, atau tidak sama sekali, itu tentu tidak akan lebih aneh dari pada sebutir apel. 
Saat aku kembali ke kampus, yang pertama kucari adalah Adrien. Aku selalu penasaran apakah dia benar teman sekelasku ?. Ternyata dia memang ada di sana, duduk di kursi paling pojok dan seharian hanya tidur di kelas. Aku tak menyapanya dan melakukan kegiatan belajarku seperti biasanya.Tapi saat pulang, aku kembali menemukan sebutir apel di lokerku.
Keesokan harinya aku membangunkan tidurnya dan mengajaknya makan siang bersama. Kali ini aku tidak bisa menahan keingintahuanku tentang sebutir apel yang selalu diberikannya kepadaku.
Aku begitu terkejut ketika mendengar awal kisah sebutir apel itu ternyata dimulai oleh diriku sendiri. Saat itu masa orientasi mahasiswa baru. Menurut Adrien, ia lupa membawa bekal karena terlambat bangun. Lalu seorang wanita bertubuh pendek, yaitu aku, menawarkan sebutir apel karena melihatnya tidak membawa bekal makan siang. 
Ia bilang hatinya merasa tersentuh karena wanita itu tidak menanyakan alasannya tidak membawa bekal, meski mungkin lebih karena wanita itu tidak perduli padanya. Tetapi unuk pertama kalinya bagi Adrien, seorang yang tidak peduli padanya justru menyelamatkannya pada hari itu.
Saat itu ia nyaris pingsan karena lapar dan tidak tahu harus meminta tolong kepada siapa karena tidak ada orang yang dikenalnya. Sejak saat itu, ia mengaku sangat menyukai buah apel. Sebutir apel yang ia berikan setiap hai merupakan balasan kebaikanku dulu. 
Ia mengandaikan buah apel sepotong cinta, ia berikan sebutir setiap hari dan akan selalu sama. Meski mungkin dia tidak menawarkan cinta yang berlebihan dengan sebuket mawar atau sekotak kembang gula, hanya sebutir apel sederhana, tapi baginya cintanya padaku tidak akan pernah berubah. Dia tidak mencoba menarik perhatianku dengan sesuatu yang wah, tapi hanya menawarkan sepotong cinta yang setia, cinta yang sederhana. 
Aku mungkin tidak begitu percaya seorang Adrien yang antisosial bisa berpikir tentang cinta seperti sebuah apel, tetapi dalam kenyataan hidup hal itu memang terjadi. Kebaikan yang kita sadari bisa menggugah perasaan seseorang sampai ia rela memberikan cintanya dengan tulus.
Jadi, buat kamu yang belum menemukan cinta, mungkin di suatu tempat kebaikan yang tidak kamu sadari bisa membuat orang jatuh cinta. Kamu tidak perlu menarik perhatian dengan memberikan segala macam barang karena cinta itu adalah hal yang sederhana, tawarkan cinta seperti apa adanya, meski itu hanya sepotong saja.

 
Sumber : (Bukan Untuk Dibaca -The Most Inspiring Story- by : Deassy M. Destiani)


Minggu, 15 Februari 2015

Mungkin diriku sedang MELANKOLIS

Hari ini hujan
Suasananya dingin menusuk
Semakin lama ku terpaku di tempat ini hingga sepertinya hatiku pun ingin ikut membeku
Apa lagi dirimu sedang jauh, tak berada di sini, dengan ku, seperti biasanya

Siang itu, suasana kampus sepertinya sangat tak dapat tergambarkan. Setelah kurang lebih satu minggu diriku menghilang dari kehidupan kampus, sedikit menenangkan diri mungkin adalah ungkapan yang paling tepat. Begitu banyak kejadian yang terjadi dalam satu minggu sebelumnya, yang semakin mengajarkan ku kalau hidup itu tak selamanya berjudul "INDAH" kadang juga harus ada bagian yang bernamakan "SEDIH" atau mungkin "BERPISAH".

Tidak begitu banyak mahasiswa yang berada di kampus hari ini, bukan karena hujan yang mengguyur kota dari semalam, tapi karena ini adalah minggu-minggu liburan semester. Lalu apa yang ku lakukan ? Yah, sedikit terpaksa sebenarnya, diriku harus rela tanpa semangat menginjakkan kaki di kampus hari ini, bukan malas karena hujan, tapi karena tak ada dirimu. Kampus yang dipenuhi dengan mahasiswa-mahasiswa tingkat akhir nyatanya semakin membuat kepenatan dikepalaku, bukan karena diriku iri melihat mereka, bahkan posisi ku juga dapat dikatakan sebagai mahasiswa tingkat akhir, mengurus berbagai tugas yang dinamakan skripsi. Tapi, ada sesuatu kenangan yang terus saja terputar dalam kepala ku, entah lah apa ini dirasakan semua orang atau hanya diri ku yang terlalu mendramatisir suasana.

Diriku hanya dapat terduduk diam, memandangi basahnya tanah yang terkena air hujan. Memandangi setiap labirin-labirin kampus mengingat kembali segala kejadian yang telah terjadi, setiap langkah kaki yang telah melewati labirin ini. Memandangi setiap ruangan yang pernah menggoreskan cerita, seakan setiap sudut tempat ini kembali bercerita. Mengenang kembali setiap kejadian
Kuliah, organisasi, bergosip, sekedar bertegur sapa, pusing karen tugas, bahkan jatuh cinta dengan teman angkatan...
Semuanya terasa semakin melankolis, ketika kejadian itu berhenti saat diriku mulai mengingat kembali bagaimana kita berkenalan. Bagaimana kita merasakan pusing bersama kerena urusan organisasi, bagaimana kita saling bercerita hingga malam menyelimuti kampus dari urusan kuliah, orang lain, bahkan urusan kita berdua.

Entah lah, bagaimana diriku harus menyikapi. Ditengah tugas akhir yang harus ku selesaikan, tapi ada sebagian diriku merasa berat menerima bahwa perjalanan indah di tempat ini akan terselesaikan, dan diriku akan melangkah ke perjalanan selanjutnya...

Terkhusus untuk kisah kita, tak ada kata usai hanya saja mungkin suasananya akan berbeda. Tetapi tetap dengan cinta, kasih, dan sayang yang sama.

MUNGKIN DIRIKU SEDANG MELANKOLIS :)