Selasa, 29 Oktober 2013

Ku Kirimkan Telepati Lewat Dinginnya Pagi

Kuliah pagi hari ini begitu dingin, Udara pagi begitu menusuk, mungkin karena dirimu......

Suasana kampus masih sunyi, terlihat kekosongan di labirin-labirin kelas yang sebentar lagi akan dipenuhi oleh langkah-langkah laki mahasiswa, yang entah sibuk kuliah atau sibuk mencari pertemanan kampus yang terkenal asik. Seperti biasa, hari ini Rabu yang berarti mata harus rela membuka lebih awal karena mata kuliah subuh (sebutan kebanyakan mahasiswa untuk mata kuliah pagi) yang sedikit merepotkan. 
Pagi ini, ruang kuliah nampaknya masih terkunci. Untuk memanjakan sejenak rasa malas, tubuh ini terpaksa kuselonjorkan sembarangan di salah satu kursi taman yang masih lembab terkena embun. Mata ini mulai menggeliat memeriksa setiap sudut kampus, satu dua orang terlihat mulai berdatangan, semua kukenali, tapi entah mengapa mulut ini seakan sangat malas untuk berucap bahkan hanya sekedar sapaan basa basi, hanya senyum singkat yang sempat kusodorkan pagi ini. Selangkah dua langkah, sosok itu tiba-tiba terbayang dari kejauhan, semakin dekat semakin jelas siapa yang melangkah cuek sepagi ini. Sudah rapih kelihatannya, kemeja biru dipadukan dengan jeans dan sneaker serta wangi parfum yang masih sangat kukenali tenyata telah cukup untuk mendendangkan lagu romantis di hatiku pagi ini.
Sangat kebetulan, tidak seperti biasanya dia datang sepagi ini kekampus, semoga Tuhan memang telah menakdirkan kami untuk bertemu, walau mungkin tak dia sadari ada mata yang dari tadi telah mengawasinya. Dingin, wajah datar, terlihat tidak perduli dengan keadaan sekitar. Itulah sikapnya yang entah mengapa membuatku seakan ingin berlari, memeluknya serta ingin berteriak "tak bisakah dirimu berhenti menganggapku tak ada ??? aku merindukanmu !!!"
sekilas diriku terseret keperistiwa beberapa bulan lalu, di saat dunia ini belum diam, di saat tawa itu masih mengalir, di saat senyum itu masih untukku, di saat  tangan itu masih menggenggam tanganku, di saat bahu itu masih menjadi tempatku bersandar, dan disaat ketidak jelasan ini masih menampakkan diri. 
Heii... tapi apa yang terjadi, sosok itu kini bahkan tak dapat lagi kusentuh, mata ini bahkan begitu takut walau hanya untuk memandangnya dari kejauhan, walau hanya untuk mengirimkan telepati kenangan indah yang tak dapat kulupakan.

Masih ingatkah kamu, disaat kita jalan berdua di kota dengan orang-orang yang sangat asing, tapi genggaman tanganmu dan belaian lembut di kepalaku cukup untuk membuatku merasa aman. 
Masih ingatkah kamu, saat kepalaku kusandarkan dibahumu seakan-akan waktu ingin kehentikan saat itu juga ???

Pagi ini, waktu dengan kejam menyeretku, dengan angin yang menghantar wangi aroma tubuhmu yang bergandengan hangat dengan kisah kita. Cukup dari jauh kuberani memandangmu, meski dengan wajahmu yang begitu dingin tapi cukup kenangan kita yang menghangatkannya. Setidaknya hanya sekedar mengingatkan mu bahwa dinginnya pagi terlalu menusuk semenjak tanganmu tak lagi menggandeng tanganku dan kepalaku tak dapat lagi kusandarkan dibahumu.

Selamat pagi kekasih...
Semoga telepatiku pagi ini tekirim sempurna untukmu. 


sedikit penggalan kisah kita beberapa waktu lalu, saat rindu itu masih kusimpan rapih.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar