Selasa, 17 September 2013

PEREMPUAN dan EMANSIPASI yang DIA MILIKI

Suatu kehidupan tentunya akan berjalan dengan seimbang apabila unsur-unsur kehidupan tersebut telah lengkap dan saling mnyempurnakan. Sama halnya dengan hubungan antara perempuan dan laki-laki. Keseimbangan kehidupan tentunya sangat berpengaruh dengan keadaan saling mengisi dan menyempurnakan yang dilakukan antara kehidupan perempuan dan laki-laki. Tidak adanya perasaan saling mendiskriminasi dan pengambilalihan tugas yang seakan-akan berwujud menjadi suatu monopoli gender. 

Di era modern ini, telah bermunculan begitu banyak kelompok-kelompok tertentu yang ramai-ramai meneriakkan mengenai "emansipasi perempuan". Dalam artian sederhana emansi sebagai persamaan kedudukan dan derajat antara seorang perempuan dan laki-laki. Mengingat sependek pengetahuan penulis Emansipasi pada awalnya lahir sejak dominasi paham barat sebagai paham global. Tujuan sebenarnya dari Emansipasi adalah menghilangkan penindasan dan perlakuan sewenang-wenang terhadap perempuan yang banyak terjadi pada zaman dahulu. Mungkin alasan sederhana tersebutlah sehingga kini muncul berbagai gerakan baru pembela hak-hak perempuan yang mereka sebut sebagai "Emansipasi". Namun, yang menjadi pertanyaan kini apakah makna dari Emansipasi yang kita kenal saat ini sama dengan makna Emansipasi yang dahulu diperjuangkan ???.

Penggunaan kata emansipasi saat ini mungkin saja telah mengalami pergeseran ataupun perluasan makna. kata Emansipasi saat ini seakan-akan dijadikan sebagai senjata ataupun tameng bagi kalangan-kalangan perempuan yang memiliki kesibukan luar biasa, bahkan rutinitas keseharian yang dia miliki mengalahkan kaum laki-laki. Tidak dapat dipungkiri hal ini telah menjadi pemandangan yang wajar apalagi bagi penduduk kota-kota besar. Rutinitas publik yang dimiliki seorang perempuan tidak dapat dikatakan sebagai suatu hal yang salah tentunya. Namun, tanpa kita sadari dengan berbekal senjata "emansipasi" seorang perempuan tanpa dia sadari bahkan memiliki rutinitas publik yang melebihi tanggungjawabnya secara kodrati sebagai seorang perempuan. 

Seorang perempuan tentunya memiliki keistimewaan yang patut dihargai olah seorang laki-laki. Kodrat alamiah yang dimiliki seorang perempuan tentunya memiliki tugas-tugas khusus misalnya sebagai seorang ibu, ataupun guru bagi anak-anaknya. Dalam hal ini penulis sama sekali tidak menyalahkan perempuan-perempuan yang ikut bekerja, karena hal tersebut sama sekali tidak salah. Namun, Kuantitas waktu kerja tersebut bagi seorang perempuan dan laki-laki tentunya berbeda. Persamaan kedudukan antara laki-laki dan perempuan yang dinamakan emansipasi tentunya bukan berarti setiap sudut kehidupan seorang perempuan haruslah disamakan dengan seorang laki-laki, karena pada dasarnya baik seorang perempuan maupun seorang laki-laki mempunyai tugas berbeda yang saling mengisi dan menyempurnakan dalam hidup.

Hal ini tentunya hanyalah menjadi opini dari penulis sendiri. Namun, yang perlu kita ingat  bersama bahwa peran perempuan dalam masyarakat haruslah memiliki batasan-batasan yang tidak melebihi peran perempuan secara kodrati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar