Sabtu, 27 Juli 2013

April Tahun ini


Selamat datang april, seketika alarm ku berbunyi untuk menandakan datangnya bulan yang selalu kunantikan setiap tahunnya. Yaap seperti kebanyakan orang, ada satu hari yang dinantikan dimana kita akan menjadi objek ucapan selamat bagi orang-orang yang kita sayangi. Bulan april, sungguh aku sangat menyukai bulan ini, beberapa hari lagi aku akan mengulang hari pertama kali aku berada di dunia ini. Semakin tidak sabar...

Bukan hanya itu, tapi yang lebih membahagiakan lagi bulan april tahun ini rasanya begitu istimewa, ada satu ucapan yang kunantikan dari seseorang. Entah mengapa, seketika hati ini berbisik dan menerka-nerka bagaimana bentuk kejutan yang akan kuterima darinya. Boneka, bunga, coklat atau ucapan selamat disertai dengan kejutan kecil, entahlah. Bagiku ucapan dari yang lain kini tidak penting lagi, hanya satu ucapan yang kunantikan dari satu orang, yaah hanya satu. 

Hari demi hati terus kuhitung, tidak sabar apa yang akan terjadi. Betapa bodohnya diri ini membayangkan sesuatu yang mungkin semakin melayang. Semakin tak sabar menunggu ucapan itu, hingga jam pun terhitung begitu lama untuk berputar. 4 april yaap satu hari lagi, hari spesial itu akan terulang, semakin gelisah, semakin penasaran.. Jam sudah menunjukan pukul 22.00 malam hari, tapi entah mengapa diri ini tidak bisa tidur. Demi untuk melihat satu ucapan itu. Berharap dialah yang memberikan ucapan untuk pertama kalinya. Sangat indah terbayangkan. Tek tok tek tok tek tok ....

00.00 dini hari... Triiiiiiiingg alarm HP ku berbunyi, tertera ucapan "selamat ulang tahun April :)" yaah, alarm yang selalu ku pasang setiap tahunnya. Seketika aku mengecek semua situs jejaring sosial yang kumiliki dan sms yang masuk, yaap benar saja Recent Update BBM telah banyak mencantumkan ucapan selamat untuk diriku, ku periksa satu per satu bukan, tidak ada, tidak ada dari dirinya. Yah mungkin dia akan menelpon atau sms. Seketika SMS pertama masuk, aku kaget. Buru-buru ku baca pesan tersebut dengan hati yang was-was tertulis "Selamat Ulang Tahun April, semoga Terus menginspirasi :)" dan lagi-lagi bukan dia yang kunantikan. Tapi tidak hati ini belum gelisah, masih terbayang kejutan indah yang mugkin akan dia lakukan.

BBM, SMS, mention, dan ucapan selamat dari berbagai jejaring sosial aku abaikan. Telah kuniatkan balasan pertama hanya untuk dirinya. Begitu spesialnya dia. Tanpa sadar jarum jam telah menunjukkan pukul 02.00 dini hari, tapi nihil belum ada ucapan. Mulai gelisah, ada apa, mungkin dia terlalu capek. Baiklah kuputuska. Untuk tidur dan beristirahat. 

Ternyata, menunggu adalah sesuatu yang menyiksa fisik dan batin, semua bayangan kejutan spesial hilang. Tak ada yang menarik, keputusanku untuk tidur ternyata tidak berjalan lancar, aku hanya memejamkan mata, tetapi telinga ini terus mendengar bunyi HP ucapan selamat, tp tidak ada satupun darinya. 5 april pukul 12.00 siang hari. Kembali ku cek satu persatu pesan yang masuk. Seketika harapan ini pecah. Tak ada sedikitpun nama yang tertera menandakan dirinya. April yang malang. Hingga pukul 22.00 malam tak mampu rasanya membalas semua ucapan ini, seharusnya pesan yang kubalas adalah pesan ucapan selamat darinya. 

April tahun ini, disaat semua hal indah telah terbayangkan ternyata april tahun ini membalas ucapan selamat pun tak mampu karena menunggu satu ucapan selamat terindah yang tak kunjung datang. Setidaknya april tahun aku masih dapat mengenalmu. Mungkin tak secara langsung, tapi aku tetap yakin kamu selalu mendo'akan ku. 

Kamis, 25 Juli 2013

Dendrodium

Angrek Dendrobium 



Elegan tak pernah angkuh
Tumbuh merunduk bagai berwajah buruk
Tak nampak kesombongan dengan kecantikan
Keindahan memesona memanjakan mata

Turut menyumbangkan warna kepada dunia
Memberikan ketenangan batin siapapun yang terpesona
Sang pemilik warna begitu adil
Menempatkan keindahan pada yang mempesona

Rabu, 10 Juli 2013

Pujangga

sang pujangga kini terjaga
melewati seperempat malam menunggu pagi
tak dapat mengendalikan pikiran yang semakin liar
kokok ayam yang tersilaukan sinar lampu kota memecah kebisuan

sang pujangga kini merintih
merenungkan nasib yang terpasung benci
jeritan burung hantu bergelora mistis
bagai cinta yang terpaut misteri

sang pujangga kini berontak
menampar hati untuk tetap tenang
seakan Tuhan tak pernah mencipta
berbisik lirih kebohongan kalau semua baik-baik saja

sang pujangga kini terhenti
untuk menuliskan kata lirih penakluk cinta
memilih atau memaksa
menutup mata memimpikan sang pujaan

sang pujangga kini tertidur
dalam diam dalam sepi dalam luka
bertemu pujaan pengobat perih

Ruang Kosong

ada kalanya jiwa ini diam untuk sesaat
merenungkan sekelumit partikel waktu yang telah berlalu
terlewatkan bersanding dengan sepinya hati
menggung saat memanggil untuk kembali tersadarkan

adakalanya hati ini beristirahat barang sejenak
untuk merasakan keindahan nan perih
dengan sejuta prosa
hingga waktu menghentak untuk merasakan cinta kembali

begitu elegan mengatur dalam diam
begitu elegan teratur dalam sepi
mengatur labirin kosong kehidupan
tanpa mengekang

berjarak namun tak renggang
mendekap namun tak sesak
beriring namun tak digiring

karena kosong juga terisi, terisi dengan kosong itu sendiri.

Senin, 08 Juli 2013

PERI CINTAKU - MERCELL


Di dalam hati ini hanya satu nama
Yang ada di tulus hati ku ingini
Kesetiaan yang indah takkan tertandingi
Hanyalah dirimu satu peri cintaku

Benteng begitu tinggi sulit untuk ku gapai
Huuu..

Aku untuk kamu, kamu untuk aku
Namun semua apa mungkin iman kita yang berbeda
Tuhan memang satu, kita yang tak sama
Haruskah aku lantas pergi meski cinta takkan bisa pergi

Benteng begitu tinggi sulit untuk ku gapai
Huuu..

Aku untuk kamu, kamu untuk aku
Namun semua apa mungkin iman kita yang berbeda
Tuhan memang satu, kita yang tak sama
Haruskah aku lantas pergi meski cinta takkan bisa pergi

Bukankah cinta anugerah berikan aku kesempatan
Tuk menjaganya sepenuh jiwa oooh

aku untuk kamu,
kamu untuk aku
Namun semua apa mungkin
iman kita yang berbeda

Tuhan memang satu, kita yang tak sama
Haruskah aku lantas pergi meski cinta takkan bisa pergi

aku untuk kamu,
kamu untuk aku
Namun semua apa mungkin
iman kita yang berbeda

Tuhan memang satu, kita yang tak sama
Haruskah aku lantas pergi meski cinta takkan bisa pergi